• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Tuesday, December 3, 2013

4:23 PM // by bisnis kavling digital // // No comments



 Miniatur untuk versi per 26 Februari 2008 17.16
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Upafamili: Phasianinae
Genus: Lophura
Spesies: L. bulweri
Nama binomial
Lophura bulweri
Sempidan kalimantan (Lophura bulweri) atau dikenal juga dengan nama Beleang Bulwor adalah burung dari Asia Tenggara dalam keluarga Phasianidae, endemik hutan rimba pulau Kalimantan. Saat ini terdaftar sebagai Rentan oleh IUCN.

Burung ini memiliki ciri-ciri dimorfisme seksual. Jantannya memiliki total panjang sekitar 80 sentimeter (31 in), dan berbulu hitam dengan dada merah marun, kaki merah, ekor panjang putih murni, bulu melengkung, dan kulit wajah biru cerah dengan dua pial yang menyembunyikan sisi-sisi kepalanya. Betina memiliki total panjang sekitar 55 sentimeter (22 in), dan keseluruhannya berwarna coklat kusam dengan kaki merah dan kulit muka biru.

Distribusi dan habitat

Sempidan Kalimantan adalah endemik Pulau Kalimantan. Sementara spesies ini secara lokal biasa ditemui di kawasan terlindung (misalnya Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Timur), mereka jarang ditemukan di tempat lain. Burung ini mendiami bukit dan wilayah bawah hutan pegunungan tropis, cenderung memilih hutan hujan dataran tinggi dan jarang mengunjungi dataran rendah di bawah ketinggian 300 meter (980 kaki). Makanannya terutama terdiri dari buah-buahan, cacing, dan serangga.

Status

Burung ini terdaftar sebagai Rentan dalam daftar IUCN karena populasi menurun drastis. Alasan utama penurunan ini adalah kehilangan habitat fragmentasi akibat kebakaran dan penebangan hutan komersial. Perburuan lokal juga dianggap merusak populasi burung ini. Selanjutnya, program penangkaran yang bertujuan untuk melestarikan spesies ini tidak banyak berhasil.[1]

Penangkaran

Spesies ini sangat jarang ada di kebun binatang. Satu-satunya kebun binatang barat yang memilikinya adalah San Diego Zoo yang menyimpan sepasang burung ini. Walsrode Bird Park di Jerman mengambilnya baru-baru ini pada tahun 2003, dan Antwerp Zoo, Belgia, telah membiakkan burung ini. Antwerp Zoo telah sangat berhasil dengan banyak burung dari genus Lophura.

Sempidan Aceh

3:21 PM // by bisnis kavling digital // // No comments


Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
L. hoogerwerfi
Lophura hoogerwerfi


Sempidan aceh (Lophura hoogerwerfi) merupakan burung endemik Indonesia khususnya dipulau Sumatera. Burung yang mirip dengan Sempidan Sumatera berukuran sedang dan tingginya dapat mencapi 55 cm. Burung ini termasuk keluarga Phasianidae.
Ciri Fisik
Sempidan aceh jantan mirip dengan Sempidan sumatera dengan warna bulu hitam kebiruan mengilap dan tanpa jambul. Betinanya juga mirip dengan Sempidan Sumatera hanya tetapi punggung berwarna lebih coklat, tubuh bagian bawah kurang coklat dan seluruhnya bercoretkan hitam.

Ayam Hutan Merah Jawa

2:07 PM // by bisnis kavling digital // // No comments

 
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Genus: Gallus
Spesies: G. gallus
Nama binomial
Gallus gallus
Ayam-hutan merah atau dalam nama ilmiahnya Gallus gallus adalah sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78cm, dari suku Phasianidae. Ayam betina berukuran lebih kecil, dengan panjang sekitar 46cm. Ayam-hutan jantan memiliki bulu-bulu leher, tengkuk dan mantel yang panjang meruncing berwarna kuning coklat keemasan dengan kulit muka merah, iris coklat, bulu punggung hijau gelap dan sisi bawah tubuh berwarna hitam mengilap. Dikepalanya terdapat jengger bergerigi dan gelambir berwarna merah. Ekornya terdiri dari 14 sampai 16 bulu berwarna hitam hijau metalik, dengan bulu tengah ekor yang panjang dan melengkung ke bawah. Kaki berwarna kelabu dengan sebuah taji. Ayam betina memiliki kaki tidak bertaji, bulu-bulu yang pendek, berwarna coklat tua kekuningan dengan garis-garis dan bintik gelap.
Ayam-hutan merah tersebar luas di hutan tropis dan dataran rendah di benua Asia, dari Himalaya, Republik Rakyat Cina selatan, Asia Tenggara, hingga ke Sumatra dan Jawa. Ada lima subspesies yang dikenali. Di Indonesia, subspesies G. g. bankiva ditemukan di Jawa, Bali dan Sumatra.
Ayam-hutan merah hidup berkelompok, ayam jantan dengan beberapa ayam betina. Di pagi dan sore hari, mereka keluar mencari makanan di atas permukaan tanah. Pakan Ayam-hutan Merah terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, serangga serta berbagai jenis hewan kecil.
Ayam betina biasanya menetaskan antara lima sampai enam butir telur berwarna coklat muda pucat atau coklat kemerahan. Anak ayam dapat terbang setelah berumur satu minggu.
Ayam-hutan merah diyakini sebagai leluhur dari ayam peliharaan. Sejak kapan ayam-hutan ini didomestikasi tidak jelas, namun mereka sudah diternakkan sejak peradaban Lembah Indus sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Sebagai salah satu unggas yang paling banyak ditemui dan diternakkan, ayam-hutan merah dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List.